“Apa yang akan kau ukir?” tanya Se Young.
“Ah, jangan bertanya,” kata Wooyoung dengan ekspresi
jengkel.—kan rahasia ya—
“Ah, apa kau marah padaku?”
“Tidak, tidak, tidak,” kata Wooyoung cepat, “tolong pengang
besinya, aku akan mengukir.”
Wooyoung mengukir angka 0 dan 1 di awal. Oh, dia akan
memberikan nomor teleponnya!
[Blackroom]
“Aku ingin memberinya
nomor teleponku dan aku sangat malu. Ah, apa yang sedang ku lakukan!” Wooyoung
jadi frustasi sendiri.
“Haruskah aku pura-pura tak tahu? Jadi yang ku lakukan hanya
diam,” kata Se Young.
Wooyoung terus mengukir besinya sambil mengoceh sendiri,
“jika kau sudah tahu apa yang mau ku ukir, jangan katakan.”
“Aku tak tahu,” kata Se Young polos.
Wooyoung pun cemberut sendiri, “jangan bersandiwara!”
–hahaha—
Wooyoung selesai mengukir gelang untuk Se Young; kini
giliran Se Young yang mengukir gelang untuk Wooyoung.
“Berikan aku jawaban,” kata Wooyoung. –maksudnya dia minta
nomornya Se Young— Se Young jadi melamun sendiri; dia sedang mengingat nomor ponselnya.
“Apa kau tak ingat nomormu? Lalu pada siapa kita harus
bertanya?” Wooyoung ribut sendiri.
Se Young hanya tertawa melihat kelakuan Wooyoung, “aku ingat
sekarang,” dia pun mulai mengukir.
Sementara Se Young mengukir, Wooyoung pun kembali mengoceh,
“bagaimana bisa kau lupa nomor teleponmu? Hati-hati jangan tertukar dengan
nomor rekening.” –hei! Mana bisa!—
Terakhir, Se Young mengukir bentuk hati di belakangnya.
[Blackroom]
“Saat Se Young memberikan nomor teleponnya, hatiku dipenuhi
kegembiraan,” kata Wooyoung, “tepuk tangan!” –ini orang—
Setelah mengukir, mereka pun melubangi besinya, memebuatnya
melengkung, membersihkannya agar tak kusam, lalu memasang rantai untuk
dikaitkan ke lengan. –asik ya buat gelag sendiri gitu, di Indonesia ada gak ya?—
Selesai membuat gelang, mereka istirahat sambil makan
cemilan.
“Untuk hari ini, kita pergi memancing, membuat gelang,
bagaimana menurutmu?” tanya Wooyoung.
“Menyenangkan.”
“Beri aku nilai dari 0 sampai 10,”
“Nyanyikan untukku,” kata Se Young.
Alhasil mereka pun malah nyanyi lagunya 2PM 10 Points Out of
You 10, “nilaimu 10 sempurna.” –aduh—
“Kau tahu, aku tak suka diberi kejutan yang aku sudah tahu
sebelumnya, karenaitu membuatku gugup. Tapi hari ini sangat menyenangkan. Jadi
nilaimu benar-benar 10,” kata Se Young. Sementara Wooyoung tersenyum gembira
sambil mengangkat kedua tangannya. –kayak yang menang piala dunia ya—
“Aku berterimakasih karena hari ini kita melakukan hal yang
aku suka,” kata Wooyoung, “jadi aku punya hadiah untukmu,” Wooyoung mengambil
sebuah kotak kecil dan memberikannya kepada Se Young.
Ternyata isinya adalah cincin berbentuk puzzle yang tadi Se
Young lihat, “oh, kau mendengarku rupanya. Terimakasih,” kata Se Young sambil
tersenyum.
[Blackroom]
“Aku hanya bilang cincin itu lucu saat melihat-lihat, aku
tak bermaksud apa-apa, tapi dia mengingatnya dan membelikannya untukku. Hari
ini sukses besar,” kata Se Young dengan gembira.
“Ekspresi wajahnya saat dia membuka cincinnya, aku tak bisa
melupakannya. Aku tak tahu dia akan sesenang itu. Aku bahkan lebih terkejut
darinya,” kata Wooyoung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar